Tiga hari lagi, masa jabatan Irwandi Yusuf akan berakhir, tepatnya
8 Februari 2012. Lima tahun menjabat gubernur Aceh, ia didampingi seorang
wanita murah senyum yang tak segan-segan turun ke daerah, bahkan ke lokasi
bencana sekalipun. Darwati A. Gani, perempuan itu, adalah first lady Aceh sejak
8 Februari 2006.
Hari ini, 5 Pebruari 2011, redaksi The Atjeh Post menerima sepucuk
surat istimewa yang dikirimkan lewat surat elektronik (email). Pengirimnya, tak
lain adalah first lady itu, Darwati. Menggunakan email pribadinya, Darwati
mengatakan, surat ini dibacakan sebagai pidatonya di Mesjid Raya Baiturrahman
untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Berikut adalah isi surat first lady Aceh ini
Banda Aceh, 5 Pebruari 2012
Ibu dan bapak serta saudaraku sekalian
Banda Aceh, 5 Pebruari 2012
Ibu dan bapak serta saudaraku sekalian
Tak terasa sudah lima tahun saya mendampingi Bapak Irwandi Yusuf
sebagai Gubernur Aceh. Dalam masa-masa itu, banyak hal yang telah kami lewati.
Tantangan demi tantangan datang silih berganti. Tetapi, kami menikmatinya
sebagai bagian dari tugas mulia. Selama itu pula kami mendapat hal-hal baru
yang belum pernah ada sebelumnya.Ada empat hal yang ingin saya katakan. Pertama, saya ingin sekali
mengatakan rasa terharu saya atas jalinan persaudaraan yang sudah kita jalin
selama, lebih kurang lima tahun ini. Buat saya, persaudaraan itu rahmat besar.
Satu saja bertambah saudara itu sudah membahagiakan. Apalagi jika lebih dari
satu. Menjalin persaudaraan dengan seluruh masyarakat Aceh sungguh membahagiakan
hati. Jika pun ada yang saya sedihkan itu karena saya belum bisa menjangkau
secara langsung semua saudara saya yang ada di Aceh. Saya sudah berusaha masuk
kampung ke luar kampung untuk bertemu semuanya. Tapi apa daya, luasnya wilayah
Aceh tidak membuat saya bisa menjangkau seluruhnya. Tapi, saya yakin, jarak
bukan penghalang, bertemu bukan segalanya, jalinan hati kita yang saling
terhubung dalam rasa keacehan dan keindonesiaan adalah segalanya.
Jika satu saja bertambah saudara sudah membuat bahagia tentu
sebaliknya, akan sedih sekali jika harus kehilangan saudara. Karena itu, jika
mungkin, saya berharap jalinan persaudaraan yang sudah terbangun selama ini
tidak berakhir meski masa tugas kami selama lima tahun akan segera berakhir
tanggal 8 Februari 2012 ini.
Bagi saya, persaudaraan adalah jalinan hubungan hati untuk
selamanya. Jadi saya ingin persaudaraan diantara kita sepenuhnya persaudaraan
yang didasari pada hati. Itu harapan saya dan tentu saja saya menghormati
harapan dan sikap semua.
Buat saya, ini persaudaraan yang amat indah. Saya tidak akan
mengganti keindahan ini dengan memutus jalinan persaudaraan. Saya ingin terus
menambah dan memperkuat kualitas persaudaraan baik selama bertugas maupun saat
menjadi rakyat biasa.
Kedua, saya ingin menyampaikan terimakasih yang tak terhingga atas
semua bentuk dukungan yang telah diberikan oleh segenap rakyat Aceh selama lima
tahun ini. Sungguh, semua bentuk dukungan, sekecil apapun sangat berarti. Saya
sangat menyadari, tanpa dukungan tidak ada yang bisa diwujudkan dalam
kerja-kerja sosial, kerja-kerja kemanusiaan, kerja-kerja pendidikan dan
kerja-kerja pembangunan lainnya.
Saya juga ingin mengatakan betapa terharunya saya setiap kali
melihat dukungan yang datang dari semua masyarakat Aceh. Sungguh, itu dukungan
yang amat tulus. Saya bisa merasakan dari lubuk hati saya sehingga setiap
dukungan menjadi sangat berarti dan membekas hingga saat ini. Ibarat matahari,
dukungan itu memberi penerangan. Ibarat air, dukungan itu memberi kesejukan.
Ibarat tanah, dukungan itu memberi kelapangan. Maka, izinkanlah saya membawa
dukungan ini ke dalam kenangan hidup saya. Saya ingin menjadikannya sebagai
catatan sejarah yang membanggakan.
Ketiga, hari ini adalah Maulid Nabi Muhammad. Saya berharap zikir
maulid ini dapat menjadi angin yang menyejukkan suasana politik yang agak
memanas belakangan ini, dengan harapan Aceh akan selalu aman, damai, dan
Pilkada juga bisa melahirkan pemimpin yg terbaik untuk Aceh ke depan. Lebih
dari itu, melalui zikir akbar maulid nabi, diharapkan ada pencerahan oleh ibu
Eli Risman terkait keteladanan Rasulullah agar kita bisa merajut ukhwah
Islamiyah dalam menyiapkan generasi yang tangguh di era digital.
Keempat, izinkan saya memohon maaf atas segala kekhilafan,
kekurangan dan kesalahan saya selama lima tahun ini. Saya sadar tidak mungkin
menjadi sosok sempurna. Jika tidak ada gading yang tidak retak maka tentu saja
saya juga tidak luput dari kekhilafan, kekurangan dan kesalahan. Untuk itu,
sekali lagi saya memohon sudi kiranya dimaafkan.
Sungguh, banyak sekali yang masih ingin dimaksimalkan dari apa
yang sudah diperbuat dengan dukungan semua. Juga masih banyak yang ingin dibuat
lagi bagi masyarakat dan Aceh. Tapi apa daya, waktu membatasi niat, gagasan dan
rencana yang ada.
Terakhir, izinkan saya mengatakan tidak ada yang perlu ditangisi.
Jabatan, tugas dan kesempatan itu hanya amanah sesaat aja. Jika pun ada yang
harus ditangisi adalah karena saya belum maksimal berbuat.
Demikianlah, wabillahitaufik wal hidayah, wassalamu'alaikum Wr.
Wb.
[atjehpost.com]/Situs Web Resmi drh. Irwandi Yusuf M.Sc
[atjehpost.com]/Situs Web Resmi drh. Irwandi Yusuf M.Sc