Mantan Juru Bicara GAM Pusat dan Panglima GAM Wilayah Pasee Sofyan Dawood
disebut-sebut sebagai salah satu inisiator pertemuan para mantan Panglima
Wilayah GAM dari seluruh Aceh, Kamis pekan lalu di Hermes Palace Hotel Banda
Aceh.
Dia, merupakan salah satu figur utama yang mendukung Irwandi Yusuf untuk maju kedua kalinya sebagai calon Gubernur Aceh mendatang. Termasuk bersama mantan Panglima Wilayah GAM lainnya mengagas lahirnya partai lokal sebagai rivalitas Partai Aceh (PA) pada Pemilu Legislatif 2014 mendatang.Kehadiran Sofyan Dawood dalam tim sukses Irwandi memang bukan yang pertama. Pada Pilkada 2006 silam,Sofyan juga menjadi tim inti Irwandi bersama mantan Panglima GAM Muzakir Manaf alias Mualem. Begitupun,pada Pilkada mendatang, Sofyan pecah kongsi dengan Mualem. Kondisi ini bukan tanpa sebab.
Menurut Sofyan Dawood, Partai Aceh (PA) sudah tak sanggup untuk menampung aspirasi para mantan kombatan. Dia mengumpamakan Partai Aceh memiliki suara terbanyak di DPR Aceh, tapi tak mampu memberikan yang terbaik bagi rakyat Aceh. “Ibarat kapal bocor yang tidak mungkin ditambal lagi,” begitu kata Sofyan Dawood. Nah, apa saja pendapatnya? Berikut penuturannya kepada Fitri Juliana dari MODUS ACEH, Sabtu pekan lalu.
Apa latar belakang pertemuan mantan Panglima Wilayah TNA seluruh Aceh?
Para panglima yang tidak lagi bergabung di PA. Kami ingin memiliki wadah untuk menyampaikan aspirasi dan mewujudkan demokrasi, juga ingin memiliki kendaraan politik.Kenapa? Karena mereka sudah tidak percaya lagi dengan partai sebelumnya.Apakah pertemuan di Hermes Palace lanjutan dari Asrama Haji?Iya.. Namun pertemuan di Hermes,Kamis lalu merupakan pertemuan dari seluruh mantan Panglima Wilayah TNA yang ada di Aceh. Semua perwakilannya ada dari 23 kabupaten/kota di Aceh. Sedangkan di Asrama Haji, panglima Aceh Besar.Termasuk Pidie dan Pasee?Kalau untuk panglimanya tidak, tapi Pidie dan Pasee ada perwakilannya yang hadir.
Siapa yang menjadi motor(penggerak) dalam pertemuan tersebut?
Pertemuan itu adalah aspirasi seluruh mantan kombatan yang tidak lagi bernaung di bawah PA. Dan ide itu di cetus oleh beberapa mantan panglima TNA, guna membentuk sebuah wadah baru yang bisa menampung segala aspirasi para mantan kombatan dan mantan panglima, sehingga dibuatlah pertemuan tersebut.
Dengan dibentuk wadah baru berarti mantan kombatan terpecah dan memiliki dua kubu?
Kalau dikatakan terpecah, iya! Dan itu bisa dilihat sendiri, tapi kalau bicara kubu tidak hanya ada dua, tapi ada beberapa. Tapi seperti yang saya katakana dalam konfrensi pers di Hermes,PA bukan GAM, tetapi GAM ada di PA.
Kenapa begitu?
Karena orang-orang di PA tidak semuanya GAM, tapi ada juga sipil,bahkan saat ini ada dari militer, dan orang-orang di PA sekarang bukan orang-orang perjuangan, yang berperang saat konflik.
Contohnya?
Hasbi Abdullah. Dia akademisi dan juga Kausar. Begitu juga dengan beberapa anggota DPRA dari PA serta jurubicara PA saat ini, Fachrul Razi.Dia itu siapa?
Berarti orang-orang di PA saat ini bukan orang-orang lapangan?
Ya, hampir kesemuanya. Hanya beberapa saja yang orang lapangan dan yang paham bagaimana perjuangan PA sebenarnya. Selebihnya tidak. Orang-orang di PA saat ini adalah orang orang baru yang bukan pemain dilapangan.Mereka tidak paham bagaimana dibentuknya PA. Kenapa saya tahu? Kerena saya salah satu dari pendiri PA.
Bukankah PA sebagai wadah para mantan kombatan?
Ya itu dulu! tidak sekarang, karena PA selama ini tidak lagi menerima aspirasi semua kalangan, melainkan mengambil keputusan sendiri. Jadi sudah saatnya untuk ditinggalkan dan membentuk wadah baru yang bias mengakomodir dan menampung aspirasi para mantan kombatan.
Contohnya?
Dalam pengambilan keputusan pencalonan pasangan ZIKIR sebagai calon Gubernur Aceh, penunjukan mereka itu ditentukan oleh dua hingga tiga orang saja, tanpa mau menerima masukan dan pendapat pengurus dan mantan panglima lainnya. Dalam penunjukan itu tidak dibuat satu pertemuan untuk menjaring aspirasi para mantan panglima dan kombatan, apakah mereka layak atau tidak untuk duduk sebagai pasangan Gubernur Aceh. Sama halnya dengan masa Pilkada 2006 pencalonan Humam dan Hasbi juga bukan hasil musyawarah.Bagaimana Anda melihat PA.
saat ini?
Kalau itu yang ditanyakan, saya punya perumpamaan. PA saat ini ibarat kapal bocor yang tidak bisa ditambal lagi, sehingga harus ditenggelamkan dan dibentuk kapal atau perahubaru dan bisa menampung orang-orang yang hampir tenggelam tadi. Dan ini bukan hal baru, pergesekan dan perpecahan ini sudah terjadi sejak 2006 dan tidak mungkin ditutup-tutupi lagi.Pada saat itu suara kombatan pecah sebahagian ke Irwandi – Nazar dan sebahagian lagi Humam – Hasbi. Saat itu sebahagian besar dukungan GAM ke Irwandi-Nazar karena Humam Hamid pasangan yang di Tunjuk petinggi GAM tanpa ada musyawarah,dan penunjukan pasangan calon Gubernur dari PA kali ini juga tanpa ada musyawarah pengurus PA dan para mantan panglima.
Lalu?
Kalau memang mau dipertahankan,PA harus membenah diri kembali,beberapa orang yang tinggal ini harus didik kembali untuk membangun PA,bukan menghancurkan PA dengan menggerogotinya secara perlahan.Karena saya tahu bagaimana PA,sebab saya salah satu pencetus PA.
Kenapa mantan panglima yang telah dipecat PA yang direkrut?
Benar, mereka para panglima yang sudah dipecat. Dan kita tidak pernah merekrut, tetapi mereka sendiri yang merapat. Kita hanya memberi pemikiran dan membicarakan apa yang bias kita lakukan untuk menampung aspirasi para mantan kombatan yang diabaikan selama ini (tidak dipedulikan—red). Kita tidak pernah merekrut.Jadi pembentukan partai baru ini karena kekecewaan? Bisa dibilang begitu, tapi ini kekecewaan para mantan kombatan bukan kekecewaan pribadi, dulu kita juga ikut memenangkan PA untuk menaikan anggota dewan sekarang. Namun setelah memperoleh kemenangan besar,aspirasi tidak diakomodir, maka inilah yang jadi masalah. Artinya kesejahteraan yang diharapkan oleh rakyat Aceh diselewengkan.
Dia, merupakan salah satu figur utama yang mendukung Irwandi Yusuf untuk maju kedua kalinya sebagai calon Gubernur Aceh mendatang. Termasuk bersama mantan Panglima Wilayah GAM lainnya mengagas lahirnya partai lokal sebagai rivalitas Partai Aceh (PA) pada Pemilu Legislatif 2014 mendatang.Kehadiran Sofyan Dawood dalam tim sukses Irwandi memang bukan yang pertama. Pada Pilkada 2006 silam,Sofyan juga menjadi tim inti Irwandi bersama mantan Panglima GAM Muzakir Manaf alias Mualem. Begitupun,pada Pilkada mendatang, Sofyan pecah kongsi dengan Mualem. Kondisi ini bukan tanpa sebab.
Menurut Sofyan Dawood, Partai Aceh (PA) sudah tak sanggup untuk menampung aspirasi para mantan kombatan. Dia mengumpamakan Partai Aceh memiliki suara terbanyak di DPR Aceh, tapi tak mampu memberikan yang terbaik bagi rakyat Aceh. “Ibarat kapal bocor yang tidak mungkin ditambal lagi,” begitu kata Sofyan Dawood. Nah, apa saja pendapatnya? Berikut penuturannya kepada Fitri Juliana dari MODUS ACEH, Sabtu pekan lalu.
Apa latar belakang pertemuan mantan Panglima Wilayah TNA seluruh Aceh?
Para panglima yang tidak lagi bergabung di PA. Kami ingin memiliki wadah untuk menyampaikan aspirasi dan mewujudkan demokrasi, juga ingin memiliki kendaraan politik.Kenapa? Karena mereka sudah tidak percaya lagi dengan partai sebelumnya.Apakah pertemuan di Hermes Palace lanjutan dari Asrama Haji?Iya.. Namun pertemuan di Hermes,Kamis lalu merupakan pertemuan dari seluruh mantan Panglima Wilayah TNA yang ada di Aceh. Semua perwakilannya ada dari 23 kabupaten/kota di Aceh. Sedangkan di Asrama Haji, panglima Aceh Besar.Termasuk Pidie dan Pasee?Kalau untuk panglimanya tidak, tapi Pidie dan Pasee ada perwakilannya yang hadir.
Siapa yang menjadi motor(penggerak) dalam pertemuan tersebut?
Pertemuan itu adalah aspirasi seluruh mantan kombatan yang tidak lagi bernaung di bawah PA. Dan ide itu di cetus oleh beberapa mantan panglima TNA, guna membentuk sebuah wadah baru yang bisa menampung segala aspirasi para mantan kombatan dan mantan panglima, sehingga dibuatlah pertemuan tersebut.
Dengan dibentuk wadah baru berarti mantan kombatan terpecah dan memiliki dua kubu?
Kalau dikatakan terpecah, iya! Dan itu bisa dilihat sendiri, tapi kalau bicara kubu tidak hanya ada dua, tapi ada beberapa. Tapi seperti yang saya katakana dalam konfrensi pers di Hermes,PA bukan GAM, tetapi GAM ada di PA.
Kenapa begitu?
Karena orang-orang di PA tidak semuanya GAM, tapi ada juga sipil,bahkan saat ini ada dari militer, dan orang-orang di PA sekarang bukan orang-orang perjuangan, yang berperang saat konflik.
Contohnya?
Hasbi Abdullah. Dia akademisi dan juga Kausar. Begitu juga dengan beberapa anggota DPRA dari PA serta jurubicara PA saat ini, Fachrul Razi.Dia itu siapa?
Berarti orang-orang di PA saat ini bukan orang-orang lapangan?
Ya, hampir kesemuanya. Hanya beberapa saja yang orang lapangan dan yang paham bagaimana perjuangan PA sebenarnya. Selebihnya tidak. Orang-orang di PA saat ini adalah orang orang baru yang bukan pemain dilapangan.Mereka tidak paham bagaimana dibentuknya PA. Kenapa saya tahu? Kerena saya salah satu dari pendiri PA.
Bukankah PA sebagai wadah para mantan kombatan?
Ya itu dulu! tidak sekarang, karena PA selama ini tidak lagi menerima aspirasi semua kalangan, melainkan mengambil keputusan sendiri. Jadi sudah saatnya untuk ditinggalkan dan membentuk wadah baru yang bias mengakomodir dan menampung aspirasi para mantan kombatan.
Contohnya?
Dalam pengambilan keputusan pencalonan pasangan ZIKIR sebagai calon Gubernur Aceh, penunjukan mereka itu ditentukan oleh dua hingga tiga orang saja, tanpa mau menerima masukan dan pendapat pengurus dan mantan panglima lainnya. Dalam penunjukan itu tidak dibuat satu pertemuan untuk menjaring aspirasi para mantan panglima dan kombatan, apakah mereka layak atau tidak untuk duduk sebagai pasangan Gubernur Aceh. Sama halnya dengan masa Pilkada 2006 pencalonan Humam dan Hasbi juga bukan hasil musyawarah.Bagaimana Anda melihat PA.
saat ini?
Kalau itu yang ditanyakan, saya punya perumpamaan. PA saat ini ibarat kapal bocor yang tidak bisa ditambal lagi, sehingga harus ditenggelamkan dan dibentuk kapal atau perahubaru dan bisa menampung orang-orang yang hampir tenggelam tadi. Dan ini bukan hal baru, pergesekan dan perpecahan ini sudah terjadi sejak 2006 dan tidak mungkin ditutup-tutupi lagi.Pada saat itu suara kombatan pecah sebahagian ke Irwandi – Nazar dan sebahagian lagi Humam – Hasbi. Saat itu sebahagian besar dukungan GAM ke Irwandi-Nazar karena Humam Hamid pasangan yang di Tunjuk petinggi GAM tanpa ada musyawarah,dan penunjukan pasangan calon Gubernur dari PA kali ini juga tanpa ada musyawarah pengurus PA dan para mantan panglima.
Lalu?
Kalau memang mau dipertahankan,PA harus membenah diri kembali,beberapa orang yang tinggal ini harus didik kembali untuk membangun PA,bukan menghancurkan PA dengan menggerogotinya secara perlahan.Karena saya tahu bagaimana PA,sebab saya salah satu pencetus PA.
Kenapa mantan panglima yang telah dipecat PA yang direkrut?
Benar, mereka para panglima yang sudah dipecat. Dan kita tidak pernah merekrut, tetapi mereka sendiri yang merapat. Kita hanya memberi pemikiran dan membicarakan apa yang bias kita lakukan untuk menampung aspirasi para mantan kombatan yang diabaikan selama ini (tidak dipedulikan—red). Kita tidak pernah merekrut.Jadi pembentukan partai baru ini karena kekecewaan? Bisa dibilang begitu, tapi ini kekecewaan para mantan kombatan bukan kekecewaan pribadi, dulu kita juga ikut memenangkan PA untuk menaikan anggota dewan sekarang. Namun setelah memperoleh kemenangan besar,aspirasi tidak diakomodir, maka inilah yang jadi masalah. Artinya kesejahteraan yang diharapkan oleh rakyat Aceh diselewengkan.
***