Microsoft mengumumkan hasil riset
sementara yang mengungkap 63% DVD perangkat lunak palsu dan komputer
dengan copy illegal Windows terinfeksi malware berbahaya.Riset
ini dilakukan oleh Microsoft's Security Forensics di lima negara ASEAN
yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam.
Sebagai
objek penelitian, para peneliti menggunakan 118 objek yang terdiri dari
66 DVD software bajakan dan 52 pc dan laptop baru dengan Windows
bajakan (counterfeit).
Setelah diteliti, 74% dari DVD software
itu terbukti terjangkit malware. Sementara Malware juga menjangkit 48%
komputer dan laptop dengan counterfeit.
Jumlah malware yang terdeteksi pun cukup fantastis yakni sekitar 1.990.
"Malware
tersebut tentu saja sangat berbahaya untuk komputer dan sangat
merugikan penggunanya. Data pribadi bisa lenyap dan dicuri. Ini sama
halnya dengan cybercrime," ujar Reza Topobroto, Director Legal Affairs
Mircosoft Indonesia pada jumpa pers di Hotel Four Season, Jakarta,
Kamis (20/12/2012).
Reza menjelaskan beberapa jenis malware yang
ditemukan adalah virus, worms, trojans dan bots. Jenis trojans pun
terbagi lagi menjadi tiga jenis yakni spyware, rogue security software,
dan PWS (Password Stealer).
"Spyware bisa menyedot data penting,
termasuk informasi pribadi seperti kebiasaan berselancar di internet.
Ini ditandai dengan munculnya jejak aktivitas yang tak pernah kita
lakukan di sosial media. Selain itu, transaksi perbankan juga bisa
terganggu," paparnya.
Reza menegaskan ini adalah hasil riset sementara.
"Ini
semacam sneak preview karena riset masih tetap berlangsung. Hasilnya
akan dirilis di kuartal pertama 2013 dan lebih mendetail. Di situ, kita
bisa tahu merek komputer apa hingga jenis malware apa yang sering muncul
di negara tertentu," katanya.
TRIBUNNEWS.COM