Pengibaran bendera mirip lambang GAM di Aceh adalah suatu
bentuk peringatan dari rakyat Aceh untuk para elite di prmerintahan.
Mereka meminta agar para penguasa segera menata kembali pemerintahan
yang sudah semrawut. Demikian dikatakan Ketua Dewan Pakar dan Penasihat
Pembela Kesatuan Tanah Air (PEKAT) Mayjen (Purn) TNI Saurip Kadi, di
Jakarta, tadi malam."Aceh sudah sampai seperti negara merdeka.
Bedanya, Aceh lebih murah pengeluarannya. Secara politis, Aceh sudah
merdeka," ujar Saurip.Saurip yakin, Aceh sebagai salah satu
daerah yang membantu kemerdekaan RI tidak mungkin ingin memisahkan diri.
"Bukan Indonesia kalau tanpa Aceh. Saya tidak yakin anak keturunan
tokoh Aceh yang turut memerdekakan RI ingin memisahkan diri," terang
Saurip.Saurip
merasa Indonesia sudah amburadul. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh
masyarakat Aceh, tetapi seluruh daerah. "Ini peringatan bagi pimpinan
negara untuk menata sistem negara. Jangan sampai muncul Aceh yang lain,"
jelasnya.
Saurip menilai, pengibaran bendera mirip bendera GAM itu tidak lepas dari pengaruh asing. Menurutnya, ada intelijen asing di sana yang ingin menguasai Aceh.Saurip mengimbau agar rakyat Aceh tidak terpancing pada cara asing yang lebih memilih Aceh merdeka total dari Indonesia. Karena, lanjutnya, untuk mengusai sumber daya alam yang ada di sana lebih murah, ini untuk kepentingan mereka sendiri. "Republik ini ibarat gadis cantik dan seksi. Semua naksir, tetapi gadis itu tidak tahu kalau dia cantik," paparnya.Sebelumnya, Gubernur Zaini Abdullah akan memenuhi panggilan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjelaskan Qanun No 3/2013 tentang Lambang dan Bendera Aceh.Kepastian itu diungkapkan staf khusus Zaini Abdullah, Muzakir Hamid, di Banda Aceh. Muzakir menjelaskan, Zaini siap memenuhi kapan pun panggilan dari Presiden.
"Apalagi sekarang sedang ada qanun Aceh yang perlu dibahas dan perlu penyelesaian secara duduk bersama atau dialog. Dalam hal ini Presiden diminta mengambil kebijakan yang sangat arif dan bijaksana."
Muzakir Hamid menambahkan, Zaini Abdullah berharap pemerintah pusat jangan mendapatkan masukan yang keliru tetang Aceh. Misalnya, dalam hal rakyat Aceh meminta bendera daerah jangan dianggap separatis.
Sumber: waspada online
[jemp]
Saurip menilai, pengibaran bendera mirip bendera GAM itu tidak lepas dari pengaruh asing. Menurutnya, ada intelijen asing di sana yang ingin menguasai Aceh.Saurip mengimbau agar rakyat Aceh tidak terpancing pada cara asing yang lebih memilih Aceh merdeka total dari Indonesia. Karena, lanjutnya, untuk mengusai sumber daya alam yang ada di sana lebih murah, ini untuk kepentingan mereka sendiri. "Republik ini ibarat gadis cantik dan seksi. Semua naksir, tetapi gadis itu tidak tahu kalau dia cantik," paparnya.Sebelumnya, Gubernur Zaini Abdullah akan memenuhi panggilan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjelaskan Qanun No 3/2013 tentang Lambang dan Bendera Aceh.Kepastian itu diungkapkan staf khusus Zaini Abdullah, Muzakir Hamid, di Banda Aceh. Muzakir menjelaskan, Zaini siap memenuhi kapan pun panggilan dari Presiden.
"Apalagi sekarang sedang ada qanun Aceh yang perlu dibahas dan perlu penyelesaian secara duduk bersama atau dialog. Dalam hal ini Presiden diminta mengambil kebijakan yang sangat arif dan bijaksana."
Muzakir Hamid menambahkan, Zaini Abdullah berharap pemerintah pusat jangan mendapatkan masukan yang keliru tetang Aceh. Misalnya, dalam hal rakyat Aceh meminta bendera daerah jangan dianggap separatis.
Sumber: waspada online
[jemp]