Perdana Menteri Israel mendesak dunia untuk memberi ''batas merah yang jelas'' terkait program nuklir Iran.Saat berpidato di PBB, Benjamin Netanyahu
mengatakan waktu telah habis untuk menghentikan Iran dari pengayaan
uranium untuk membangun sebuah bom nuklir.Israel dan negara-negara Barat
menduga Iran tengah mencari kapabilitas untuk membuat persenjataan
nuklir, meski Teheran mengatakan program nuklir mereka untuk keperluan
damai.
Dalam Sidang Umum PBB, Netanyahu mengatakan Iran
bisa memperoleh cukup bahan untuk membuat sebuah bom nuklir pada tengah
tahun mendatang, dan sebuah pesan yang jelas dibutuhkan untuk
mengentikan Iran.''Batas merah tidak mengarah ke perang, batas
merah mencegah perang,'' katanya. ''Tidak ada yang bisa membahayakan
dunia lebih dari Iran yang memiliki senjata nuklir''.Dia mengatakan sanksi yang diberikan dalam tujuh
tahun terakhir tidak mempengaruhi program nuklir Teheran. ''Waktu terus
berjalan,'' katanya kepada delegasi sidang umum. ''Kalender nuklir Iran
tidak kenal waktu.'"Tidak ada yang bisa membahayakan dunia lebih dari Iran yang memiliki senjata nuklir".Benjamin meyakini bahwa jika dihadapi dengan sebuah ''batas merah yang jelas, Iran akan mundur''.
Dia menambahkan bahwa dia yakin AS dan Israel bisa membangun jalur yang sama terkait isu ini.
Sebelumnya pada Selasa (25/09), Presiden AS
Barack Obama dalam pidato di Sidang Umum PBB menekankan bahwa AS akan
''melakukan apapun yang kami harus lakukan'' untuk menghentikan Teheran
membangun senjata nuklir.Meski pemerintahan Obama tidak mengeluarkan
sebuah opsi sanksi militer, tetapi disebutkan bahwa sanksi dan negosiasi
multilateral dengan Iran harus diberikan waktu untuk bisa bekerja.Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan AS tidak siap untuk berkomitmen untuk membuat ''batas merah''.Sementara Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada Rabu (26/09) menuduh negara-negara barat melakukan ''intimidasi''."Ancaman terus menerus dari Zionis Israel yang
tak beradab untuk melancarkan aksi militer adalah sebuah contoh jelas
dari realitas yang masam ini,'' katanya dalam Sidang Umum PBB.
'Pembersihan etnis'
Mahmoud Abbas: Palestina terus mendesak peningkatan status di PBB.Dalam kesempatan terpisah, Presiden Palestina
Mahmoud Abbas kembali menyoroti status Palestina di PBB, dengan
mengatakan dia akan terus melanjutkan upaya untuk mendapatkan
keanggotaan penuh.Tetapi dia mengatakan negosiasi telah dimulai
dengan ''organisasi regional dan negara-negara anggota'' dengan tujuan
mengadopsi sebuah resolusi untuk membuat Palestina ''sebuah negara
non-anggota PBB dalam sidang umum kali ini''.
''Dalam usaha kami,'' tambahnya, ''kami tidak
mencari untuk delegitimasi sebuah negara yang ada - yaitu Israel -
melainkan untuk menegaskan negara yang harus direalisasikan - yaitu
Palestina.''Saat ini, Organisasi Pembebasan Palestina, PLO,
hanya memiliki status ''pengamat permanen''. Tahun lalu, sebuah proposal
untuk mendapatkan keanggotaan penuh gagal karena kurang dukungan di
Dewan Keamanan PBB.Perubahan akan membuat Palestina bisa
berpartisipasi dalam perdebatan di Sidang Umum PBB. Keanggotaan penuh
juga bisa meningkatkan peluang Palestina untuk bergabung dengan sejumlah
badan PBB dan Mahkamah Kriminal Internasional.
Tahun lalu, Palestina bergabung dengan badan kebudayaan PBB, Unesco, meski ada tentangan dari Israel dan AS.Abbas dalam pidatonya juga mengungkapkan
pembangunan Israel di sekitar Yerusalem Timur sebagai ''kampanye
pembersihan etnis terhadap warga Palestina melalui penghancuran
rumah-rumah mereka.''
http://www.bbc.co.uk