post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

AS,Prancis dan Jerman kompak mengancam Rusia

Para pemimpin Amerika Serikat (AS), Prancis dan Jerman kompak mengancam Rusia dengan akan memberikan ganjaran setimpal jika gagal meredam ketegangan di perbatasan Ukraina. Ganjaran dari tiga negara yang dimaksud adalah sanksi yang sangat keras dan bisa mengacaukan ekonomi Rusia.
Ancaman itu disampaikan secara terpisah baik oleh Presiden AS, Barack Obama maupun Presiden Prancis, Francois Hollande dan Kanselir Jerman, Angela Merkel. Demikian keterangan yang disampaikan pihak Gedung Putih.
”Mereka sepakat bahwa jika Rusia gagal untuk mengambil langkah konkret untuk meredam ketegangan di timur Ukraina, AS dan Uni Eropa akan berkoordinasi untuk memberikan ganjaran pada Rusia,” bunyi pernyataan Gedung Putih, seperti dikutip Reuters, Sabtu (21/6/2014).
Para pemimpin tiga negara itu dilanda kecemasan terkait aktivitas pasukan Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina. Kemarin, Kremlin menegaskan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin telah memerintahkan pengerahan banyak pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina. Namun, kebijakan Putin itu bukan untuk beperang melainkan untuk melindungi perbatasan Rusia.
 
Tepisah, Departemen Luar Negeri AS mengaaku memiliki informasi jika Rusia telah menyebarkn tank-tank tempur dan artileri, yang berpotensi diberikan kepada kelompok separatis pro-Rusia di Ukraina timur. Juru bicara departemen itu, Jennifer Psaki, juga mengklaim AS memiliki informasi jika pasukan Rusia sudah siaga di wilayah perbatasan Rusia dan Ukraina.
Sementara itu, Presiden Ukraina, Petro Poroshenko telah memerintahkan pasukan Ukraina untuk melakukan gencatan senjata dengan kelompok separatis pro-Rusia di Ukrina timur. Namun, jika kelompok separatis melanggar gencatan senjata dan tidak meletakkan senjata mereka, maka ancaman kematian setiap saat akan menghampiri mereka.
Moskow belum merespon ancaman sanksi keras dari tiga negara tersebut. Namun, pemerintah Rusia mengecam gencatan senjata yang diserukan Poroshenko sebagai ultimatum kepada separatis pro-Rusia, bukan tawaran untuk perdamaian.

By: @atjehcyber